Sabtu, 31 Desember 2011

Maicih Asli VS Maicih Palsu?

Sabtu, 29 Oktober 2011


Seorang teman beberapa waktu lalu menunjukkan sebuah foto dalam hapenya. "Maicih yang bener yang logonya begini atau yg satu lagi sih?". Teman saya lainnya dengan yakin bilang bahwa maicih yang ada kamera hape tersebut yang palsu. Pertanyaan teman saya ini akhirnya menginspirasi saya untuk mengangkatnya menjadi tulisan blog.

maicih hadap depan & maicih hadap samping
Saya berusaha mencari informasi di dunia maya dan juga mencoba membeli produk keripik pedas maicih dengan 2 macam logo berbeda ini. Setelah dibandingkan, memang keduanya berbeda. Beda dimana coba? sebelum membahas tentang perbedaannya saya ingin coba meluruskan, emangnya selama ini ada keripik maicih yang asli dan yang palsu? emang yakin kalo diantara kedua logo maicih itu ada yang palsu? yuk,, mari kita lihat hasil penelusuran saya :D

Dari berbagai sumber yang saya baca,, intinya keripik pedas maicih adalah keripik pedas yang awalnya merupakan bisnis keluarga. Bisnis ini terus berkembang pesat dari awalnya yang cuma dipromosikan sesama keluarga dan teman-teman hingga akhirnya tersiar dari mulut ke mulut. Hingga para penggemarnya sering membicarakan topik super pedas edannya keripik #maicih di twitter. Jeli melihat prospek inilah yang akhirnya dimanfaatkan kakak-beradik pengelola maicih untuk memasarkan produk kripik pedas kampungnya lewat twitter dan cara penjualan yang nomaden. Diluar dugaan ternyata pemasaran cara ini mengundang banyak orang untuk penasaran dan mencobanya, bahkan kabarnya (seperti dikutip dari vivanews) omset maicih pernah mencapai 4 milyar sebulan!

Kesuksesan bisnis keluarga ini ternyata bukan tanpa cobaan. Akibat perbedaan visi kedepan juga cara pengelolaan bisnis, akhirnya kakak beradik ini memutuskan untuk menjalankan bisnis keripik maicih dengan jalannya masing-masing. Keduanya punya nama yang sama, namun kini, seperti terlihat dipasaran ada 2 jenis logo maicih. Yang mana yang asli? ternyata keduanya sama-sama dipasarkan oleh kakak-beradik yang pernah sukses bersama, membangun bersama nama maicih dari nol. Keduanya sama-sama maicih, dan tidak ada yang palsu.

PERBEDAAN
HADAP DEPAN
HADAP SAMPING
Logo
Menghadap ke depan (saya menyebutnya logo MAMAH DEDEH :D)
Menghadap ke samping
Warna
Keputih-putihan (kata putihnya 2x lho :D)
Kemerah-merahan
Ketebalan
Tipis
Relatif lebih tebal
Rempah-rempah
Terasa lebih banyak dan hangat
Relatif sedikit
Rasa
Setelah di tes di level yang sama rasanya kurang pedas dan jenis singkongnya agak manis
Setelah di tes di level yg sama rasanya relatif lebih pedas dan bumbu penyedap semacam vetsin terasa lebih banyak
Kemasan
Plastik yang dibungkus rapi dengan paper bag
Plastik
twitter
@maicih
@infomaicih
website
Varian
Keripik (Lev.3/5/10), Seblak, Gurilem, Basreng, Makaroni (Lidi/Lampion/Hileud)
Keripik (Lev.3/5/10), Seblak, Gurilem
Sertifikat
Halal MUI, LP POM, Izin Dinkes
-
Komposisi
Tercantum di belakang kemasan
-
Program Sosial
-
Produsen
CV. Maicih (dikelola oleh Dimas Ginanjar "Bob" Merdeka)
PT. Maicih Inti Sinergi (dikelola oleh Reza "Axl" Nurhilman)
Agen
Anak/cucu Emak
Jenderal


Setelah pernah coba membandingkan keduanya ternyata produk maicih hadap depan yang kemarin saya coba di level 5 malah terasa agak manis dengan rasa rempah yang dominan sehingga hangat di perut, mungkin dari tipe singkongnya yg berbeda. Sedangkan keripik maicih yang hadap kiri rasa pedasnya sesuai dengan levelnya, walaupun keripiknya agak keras dan dominasi rasa bumbu penyedap (vetsin) cukup terasa. Akhirnya setelah melalui perundingan keluarga yang alot,, saya dan adik-adik saya sepakat lebih menyukai Rasa dari maicih hadap kiri :D :D.
Penilaian diatas itu adalah sangat amat benar-benar subjektif sekali dan semata cuma hasil penilaian saya pribadi,, belum tentu orang lain akan menilai sama dengan yang saya kemukakan tersebut. Apalagi soal rasa,, karena setiap orang akan bisa punya banyak persepsi tergantung dari selera dan kesukaan masing-masing. Dan pada akhirnya,, sebagai penyuka makanan berbahan dasar singkong saya mendeklarasikan diri, walaupun keduanya punya lebih dan kurang,, tapi saya putuskan bahwa:
1. DUA-DUANYA ENAK!
2. Tidak ada Maicih yang palsu diantara keduanya,, karena DUA-DUANYA adalah ASLI makanan yang bisa dicerna oleh perut saya,, dan bukan terbuat dari plastik, karet, atau bahan lain yang merusak tubuh jika dikonsumsi (kecuali bungkusnya :D).

*walaupun dua-duanya Enak dan Asli,, saya sedikit menyayangkan maicih kripik tradisional yang dikemas secara modern dan sukses ini akhirnya harus terpisah menjadi 2 manajemen.
Walau bagaimanapun, Yuk dukung produk kreatifitas anak bangsa!

=========================================
~written by *cupZ* from bdg with love...~
 
 
sumber_ http://kuncupkembang.blogspot.com/2011/10/maicih-asli-vs-maicih-palsu.html

Sabtu, 03 Desember 2011

ARTI SEBUAH PERSAHABATAN


Ini adalah artikel yang saya buat untuk menambah pemahaman anda akan arti sebuah persahabatan. Semoga setelah anda membaca ini, anda akan lebih memahami akan besarnya arti sebuah persahabatan. Silahkan dibaca dengan baik Sahabat.... Satu demi satu, motor yang terparkir di garasi samping rumah aku keluarkan ke teras depan. Memang hari masih pagi, teman-teman yang lain masih tertidur dengan pulasnya. Kecuali Rama yang semenjak shubuh tadi pergi untuk mengantar koran, dia memang nyambi kerja sebagai loper koran. Jam di dinding masih menjukkan pukul enam kurang lima belas menit. Tak mengherankan memang, tadi malam kita begadangan sampai adzan shubuh terdengar. Entah mengapa, tiba-tiba kami berkeinginan untuk sekedar berbagi cerita. Sesuatu yang sudah mulai jarang kita lakukan. Terutama ketika berbagai macam praktikum dan laporan sudah mulai menerjang tanpa henti. Memang berbagi cerita menjadi hal yang sering kami lakukan ketika memasuki masa awal-awal kuliah. Kami tinggal berenam di rumah kontrakan ini. Aku dan tiga temanku, Ahmad, Dzakir dan Rifai, memang sudah sahabat lama. Kami berteman semenjak masih duduk di bangku SMA. Sedangkan satu orang yang lain, Ivan, adalah teman kuliahku satu angkatan dan satunya lagi, Rama, teman kuliah dari Dzakir. Rama dan Ivan sebenarnya kami ajak tinggal di kontrakan ini hanya untuk memenuhi kuota dan memperingan biaya urunan kontrakan. Lumayan, kami mengontrak rumah mungil dengan tiga kamar ini empat juta pertahunnya. Kami sudah terhitung satu tahun lewat delapan bulan tinggal di rumah ini. Pertama kali memang hubungan antara kami berempat dengan Ivan dan Rama kurang begitu dekat. Namun seiring berjalannya waktu, mereka berdua pun akhirnya bisa dekat dengan kami berempat. Semenjak itulah, kami berenam suka berbagi cerita. Kami berenam kebetulan sama-sama kuliah di UGM. Aku dan Ivan kebetulan kuliah di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas MIPA. Dzakir dan Rama kuliah di Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian. Sedangkan Ahmad kuliah di Fakultas Filsafat dan Rifai kuliah di Fakultas Hukum. ** Tadi malam sebenarnya kejadian tersebut berlangsung mengalir. Berawal dari aku dan Ivan nonton bareng pertandingan sepakbola Liga Inggris antara Chelsea lawan Manchester United. Kebetulan aku penggemar berat Chelsea, sedangkan Ivan penggemar berat Manchester United. Agar suasana nonton jadi lebih seru, kami bertaruh kecil-kecilan. Yang menang dapat jatah dipijat oleh yang kalah. Seusai nonton, kami berdua memasak mie, yang ternyata diikuti oleh yang lainnya, kecuali oleh Rama. Memang selama beberapa hari ini, Rama terlihat murung dan suka menyendiri. Beberapa kali kami secara bergantian bertanya, namun tak satupun jawaban kami dapat. Acara makan mie bersama akhirnya berlanjut menjadi acara curhat bersama. Mulai dari praktikum yang gagal, dosen yang galak, makanan di kantin kampus yang semakin hari semakin mahal, sampai kisah cinta Ivan yang selalu kandas sebelum sempat “proklamasi”. Selama kami curhat, Rama memilih untuk tiduran di kamarnya. Tak bergabung dengan kami. Sampai akhirnya, Dzakir yang sekamar dengan Rama, lebih memilih tidur di karpet ruang tengah. ** Sesuai kesepakatan tadi malam, hari ini kami berencana untuk jalan-jalan bersama ke pantai. Meskipun hari minggu, kami kesulitan untuk bisa menghabiskan hari bersama seperti ini. Kami berenam, memang punya aktifitas lain di luar kuliah. Aku, Rama, Dzakir dan Rifai memilih untuk aktif di lembaga intra kampus. Sedangkan Ivan dan Ahmad memilih aktif di lembaga ekstra kampus. Rencana dadakan jalan-jalan ke pantai hari ini saja, membuat kami harus menunda agenda masing-masing. Hari ini saja, aku sudah berjanji dengan teman-teman BEM untuk memperbaiki majalah dinding. Tak apalah, sekali-sekali kita perlu untuk sekedar menyenangkan diri sendiri. Akhirnya pada pukul sepuluh kurang lima menit, kami berangkat menuju pantai Depok. Pantai Depok terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis. Di Pantai Depok juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan. Sempat kami mengajak Rama ikut serta, tetapi ia enggan untuk ikut. Rama lebih memilih tinggal di kontrakan. “Biar saya di sini saja, jaga kontrakan. Khawatir kalau ada apa-apa”, jawabnya. Dengan tiga motor kami berangkat bersama-sama. Memang, keluarga Rama termasuk keluarga kurang mampu. Rama bisa kuliah di UGM juga karena beasiswa. Uang kirimannya sangat terbatas, bahkan untuk makan sehari-hari saja kurang. Membeli buku adalah sesuatu yang sangat istimewa baginya. Untunglah, Ivan yang orang tuanya relatif berada, mempunyai sepeda onthel yang jarang ia pakai. Sepeda tersebut akhirnya ia berikan pada Rama, karena Ivan sendiri juga membawa motor. Bagi Rama, sepeda sudah lebih dari cukup. Dengan mempunyai sepeda, ia tak perlu mengeluarkan biaya transport ke kampus. Semenjak mengetahui kondisi keluarganya, kami tak pernah lagi meminta Rama untuk ikut urunan biaya listrik dan air bulanan. ** Sekitar pukul setengah dua belas, kami sampai di Pantai Depok. Hari ini sangat cerah. Hari ini pantai ini terlihat sangat penuh. Kami memutuskan untuk duduk-duduk terlebih dahulu di sisi barat pantai. Kurang lebih selama satu jam kami bermain-main layaknya anak kecil. Bodoh amat dengan komentar orang, yang penting hari ini memang kami gunakan untuk bersenang-senang. Setelah kelelahan, kami memilih untuk memesan makanan di salah satu warung. Sembari makan, kami membicarakan tentang apa yang terjadi tentang Rama. Jujur saja, aku sendiri merasa risih dan kurang nyaman dengan sikap Rama akhir-akhir ini. Ternyata apa yang kurasakan tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh teman-teman yang lain. “Beberapa hari yang lalu, sebelum tidur, aku pernah coba tanya pada Rama. Kamu kenapa? Kok kelihatannya murung dan agak pucat?”, ucap Dzakir. “Dia hanya menjawab. Nggak papa kok. Paling-paling cuma maag-ku lagi kumat. Sudahlah gak usah dipikirin. Ntar paling sembuh-sembuh sendiri. Udah ah, aku ngantuk banget.”, lanjut Dzakir. “Aku juga pernah tanya. Tapi yang gitu itu. Dia nggak ngomong apa-apa. Ditanya baik-baik, eh … dia malah mlengos. Kalau bukan temen sendiri udah aku damprat.”, tambah Ivan. “Kelihatannya dia punya masalah. Tapi nggak mau ngomong ke kita. Mungkin dia minder atau sudah merasa nggak enak dulu sama kita. Kan semenjak kita tahu kondisi keuangannya, kita nggak pernah minta ke dia uang urunan listrik dan air.”, komentar Ahmad. “Ya nggak bisa gitu, dong. Temen, ya temen. Kita kan sudah seperti keluarga sendiri. Kalau ada masalah, ya ngomong. Siapa tahu kita bisa bantu. Kayak sama orang lain saja.”, keluh Rifai. “Aku dulu pas waktu nabrak Reta, kan juga ngomong sama kalian. Akhirnya kita urunan untuk biaya rumah sakit Reta.”, tambah Rifai. “Iya. Tapi kamu untung, kita-kita yang buntung. Kamu yang nabrak orang, kita yang ikutan kena getahnya. Udah gitu, yang ditabrak malah kamu jadiin pacar. Mrongos kita…”, timpal Dzakir. Kami pun tertawa. Memang pernah pada suatu ketika. Rifai menabrak seorang gadis yang sedang menyeberang. Walau pelan, namun tak ayal membuat gadis tersebut tangannya patah. Karena waktu itu dalam kondisi mendesak, kami akhirnya memutuskan untuk urunan menutupi biaya operasi gadis tersebut. Sampai-sampai pada waktu itu Rama merelakan sebagian besar uang jatah bulanan dari beasiswanya. Memang gadis yang ditabrak Rifai wajahnya cukup manis bagi kebanyakan orang. Dengan alasan agar terlihat bertanggung jawab, Rifai sering menengok gadis yang ditabraknya itu. Gadis itu ternyata karyawati baru Fakultas MIPA dan bernama Reta. Karena sering bertemu, lama kelamaan mereka berdua pun jadian. Kata orang, itu sengsara membawa nikmat. Pembicaraan kami mengenai Rama pun berlanjut. Sampai akhirnya kami sepakat, malam nanti kami akan menyidangnya beramai-ramai. Terlihat kasar memang, namun apa boleh buat. Hanya itulah alternatif penyelesaian yang tersisa. Tak lupa pula, lima kilogram ikan segar kami bawa sebagai oleh-oleh. Tentu bukan untuk untuk Reta, tetapi untuk Bu Ida, tetangga depan kami sekaligus pemilik rumah yang kami kontrak. Yang selama ini sudah kami anggap seperti ibu sendiri. ** Bu Ida memang jago masak. Balado ikannya memang dahsyat. Tak terasa dua piring nasi sudah memenuhi perutku. Teman-teman yang lain juga sampai kekenyangan. Tinggal Rama saja yang belum mencicipi balado ikan Bu Ida. Bu Ida hanya senyam-senyum saja melihat kelakuan kami. Kebetulan waktu itu, Bu Ida mengajak kami makan di rumahnya. Beliau juga sempat menanyakan, mengapa Rama nggak ikut makan di tempatnya. Seusai ngobrol sejenak, kami pun kembali ke kontrakan. Kelihatannya ini adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana kami tadi siang. Memang pertama kali Rama terlihat malas sekali, namun karena kami memaksa akhirnya ia mau juga. “Ma, kita ini berteman walau nggak begitu lama, tapi juga nggak bisa dihitung sebentar. Kita ini sudah seperti keluarga. Masalah satu orang, juga merupakan masalah bagi yang lain. Kita ini saling bantu. Jujur, kami merasa risih dan nggak nyaman dengan sikapmu akhir-akhir ini. Walau kamu masih tetap menjalankan tugas piket harian, tapi bukan hanya itu yang kami minta. Dengan sikpamu selama ini kami merasa semakin nggak nyaman tinggal di sini. Kayak ada orang lain saja yang tinggal di sini. Selama beberapa hari ini, kalau kamu pergi juga nggak pernah bilang kemana, pulang jam berapa. Pulang-pulang juga begitu, masukin sepeda, trus langsung ke kamar, baca buku, nggak keluar-keluar seharian. Keesokan harinya juga begitu, sepulang dari loper koran, mandi, trus plas… ilang entah kemana. Kayak nggak ada orang lain aja di sini.”, buka Rifai. “Sebenarnya kamu ini kenapa? Ada masalah? Ngomong aja. Siapa tahu kita bisa bantu.”, tambah Ahmad. Suasana berubah menjadi hening sejenak, Rama hanya bisa terdiam dan tertunduk lesu. Air mata terlihat mulai meleleh di pipinya. Dengan terbata ia menjawab, “Jujur, aku beberapa hari ini instropeksi diri. Aku merasa nggak enak dengan kalian. Selama ini aku nggak pernah ikut urunan bayar listrik dan air. Mungkin bagi kalian nggak papa, tapi aku merasa nggak enak. Trus kemudian beberapa hari yang lalu aku dapat kabar dari rumah. Tahun depan kelihatannya aku nggak bisa bayar kontrakan, karena nggak ada jatah dari orang tuaku. Uang jatah kontrakanku akan dipakai untuk biaya adikku yang mau masuk SMA. Aku bingung harus cari uang darimana untuk bayar uang kontrakan. Uang kiriman ditambah honor loper koran ditambah dengan jatah bulanan dari beasiswaku juga habis untuk makan sehari-hari. Sedangkan honor dari ngirim tulisan ke koran juga nggak tentu. Jujur, aku jadi bingung.” “Ma, kami semua tahu bagaimana kondisi ekonomi keluargamu. Kami sudah maklum dengan itu. Kalau memang kamu nggak bisa urunan lagi untuk bayar kontrakan tahun depan, ya sudah, nggak papa. Santai aja. Kita-kita nggak keberatan kalau harus menutupi bagianmu. Untuk tahun depan, kamu nggak bisa urunan nggak papa. Kamu tetap tinggal di sini. Ntar bagianmu biar aku yang tanggung.”, timpal Ivan. “Jujur, Van. Aku makin nggak enak sama kamu. Sepeda yang aku pakai sehari-hari itu juga punyamu. Trus ini ditambah kamu bayarin jatah kontrakanku. Itu uang orang tuamu, bukan uangmu.”, elak Rama. “Ma, uang itu cuman titipan dari Tuhan. Bukan orang tuaku atau aku yang punya. Kamu nggak usah merasa nggak enak begitu. Toh semenjak tinggal serumah dengan kamu aku juga banyak belajar dari kamu. Bagaimana caranya bisa hidup prihatin dan hidup hemat. Jujur saja, mungkin kalau nggak kenal kamu, mungkin tabunganku nggak akan pernah sebesar seperti sekarang ini. Dulu sewaktu aku SMA, aku boros banget. Sehari aku bisa menghabiskan seratus ribu hanya untuk nongkrong nggak jelas ngapain dengan teman-temanku. Sekarang uang segitu bisa aku buat hidup selama tiga-empat hari. Itu juga karena kamu yang ngajari aku. Mana yang benar-benar kebutuhan, mana yang hanya sekedar keinginan, bagaimana menentukan skala prioritas. Apa yang aku pelajari dari kamu itu, kalau diuangkan nggak bakalan bisa keitung. Toh uang kiriman dari ortuku juga berlebih.”, jawab Ivan. Pembicaraan kamipun mengalir, terlihat Rama sudah mulai semakin tenang. Rama yang ceria sudah mulai terlihat kembali. Bersahabat bukanlah bisnis, yang bisa dihitung secara matematis, apakah kita untung atau rugi. Persahabatan takkan pernah bisa dihitung dengan uang. Bersahabat adalah hubungan antar manusia yang paling tulus, tanpa pamrih. Dengan sahabatlah kita berbagi suka dan duka, dari sahabatlah kita belajar tentang kehidupan. Malam itu kami berenam melaluinya dengan nonton bareng pertandingan sepakbola antara Arsenal melawan Tottenham Hotspur, the derby of North London. Untuk kali ini gantian Ahmad dengan Rifai yang bertaruh. Ahmad menjagokan Arsenal sedangkan Rifai merupakan penggemar berat Tottenham. Untuk kali ini, yang kalah bakalan dapat tugas masak untuk sarapan kita besok pagi. Itulah tadi cerpen persahabatan yang saya buat kali ini. Nantikan cerpen-cerpen terbaru yang akan saya buat. Terus ikuti perkembangan blog ini. Terima kasih --------------------------------- ---------------------------------

Jumat, 02 Desember 2011

Lagu Gay

gay kalian tahu gay itu apa
gay itu bukan kelainan dan bukan penyakit
tapi kelakukan-kelakuan bodoh
* aku tak suka dibilang gay
aku tak mau jadi gay
anak sma dan smp main ke mall di jam sekolah dia pasti gay
mahasiswa yang suka nitip absen gay
pejabat pemerintah yang suka korupsi gay
polisi yang suka nerima uang suap gay
pns yang suka ngegosip di jam kerja gay
dosen yang jarang masuk gay
udah datang pagi-pagi kuliah bapak ini bener-bener gay
om-om yang punya simpanan istri muda gay
hakim yang bisa disuap gay
dj yang meniduri pacar orang lain gay
juga dj yang suka meniduri groupiesnya itu gay
yang suka selalu nuker sandal di masjid itu gay
sedang yang nyuri sandal di masjid itu malahan lebih gay
yang makan gorengan lima biji ngakunya satu itu malah lebih dari gay

yang mandinya lama itu gay
yang suka telat kalau janjian itu gay
israel gay
yang dukung amerika di piala dunia itu jelas-jelas gay
yang ngerokok di angkot gay
yang buang sampah sembarangan itu jelas gay
yang kentut gak ngaku gay
dan yang kentut keluar bareng dengan ampasnya itu malahan lebih-lebih dari gay
yang suka daging kambing daging bebek dan jeroan itu gay
yang punya blackberry tapi hasil dari ngangkang itu pelacur
yang suka broadcast message-message gak penting itu gay
yang suka miscal pake private number gay
yang ngehack ym dan facebook buat cipoker gay
dan semua band-band yang sok keren manggung-manggung di tipi tapi lipsync hmm itu gay

dan semua artis yang membayar infotainment
juga media yang merekayasa gosipnya sendiri itu gay
kasihan mas anang dan syahrini kalah gosipnya dengan video 3gp app lm dan cut tari
juga stasiun tv yang meminta bayaran kepada band-band baru untuk tampil di tv itu gay
dulu gratis sekarang bayar
artis-artis di twitter yang tidak followed dan tidak menjawab pertanyaan fansnya gay
cowok-cowok yang pake legging gay
cowok-cowok yang pake lip gloss lebih gay
anak-anak kosan yang berisik kalau main winning eleven itu gay
yang suka nerobos lampu merah itu gay
dan yang diem pas lampu hijau menyala itu bloon

atasan yang suka telat bayar gaji karyawannya itu gay
dan atasan yang suka nilep gaji karyawan itu lebih gay
yang suka bawa .. senjata api ke tempat umum selain aparat itu gay
yang suka minta guest list buat clubbing itu gay
cowok-cowok yang sok mabuk padahal minumnya cuma coca-cola gay
yang suka nonton reality show yang dibuat-buat itu gay
pocong gay kuntilanak gay tuyul gay genderuwo gay suster ngesot gay
dan yang lebih percaya semua hantu-hantu itu gay
yang benci sama band-band melayu lebih gay
yang suka ngoplos minuman keras pakai obat nyamuk itu gay
sudah matipun gara-gara itu tetep gay
yang ngikutin ngoplos minuman keras pakai obat nyamuk tetep gay
tapi yang selamat nggak mati tetep gay
nyamuknya pun ikut gay
dan operator studio yang ngerekam lagu ini itu gay
eo-eo yang nggak mau mengundang kita gay
mb-mb radio yang gak muter radio ini gay
suami yang suka menyiksa istrinya lebih gay
yang suka bilang peraturan dibuat untuk dilanggar itu gay
dan yang lagi dengerin lagu ini sambil maenin blackberry itu gay
yang suka kungpow gay
yang suka marah-marah dengerin lagu ini lebih gay

GALAU

Berapa pagi lagi harus kuterima untuk menyadarkanku bahwa ucapan selamat pagi yg biasa datang darimu sekarang sudah mulai jarang ku dengar, Berapa pagi lagi harus kulewati sendirian hingga aku terbiasa dan menerima kenyataan bahwa kau takkan pernah menemaniku sarapan pagi lagi :( dan Berapa "Selamat pagi.." lagi yang harus kutahan dan kusimpan hanya karena aku tau kau sudah tak lagi menunggu ucapan dariku :'(


Berapa "I'm okay.. :)" lagi yang harus kuberikan sampai kamu sadar bahwa di dalam hatiku hancur berantakan saat aku tau kamu tidak pernah sedikitpun peduli tentang aku dan pagi hari yang kita tapaki hampir satu tahun :(, Berapa senyum palsu lagi yang harus aku tunjukkan untuk membuatmu sekadar mengerti bahwa aku terluka saat kamu tidak mau dan tidak pernah ingin mengerti mauku apa :( dan Ada berapa banyak "I miss you" yang dilayangkan ke udara agar kamu sadar dan mencoba menemuiku sebentar saja tanpa harus membuatku merasa aku bersaing dengan hal-hal yang selalu membuatmu sibuk:(

Mungkin kita hanya terlalu letih untuk memperbaiki dan terlalu lemah untuk mengakhiri. :(
Ku iringi langkahmu sampai ke akhir jalan.Sungguh berat terasa menyadari semua.Di saat terakhirku menatap wajah itu.Terpejam kedua mata dan terbang selamanya Inginku mengejar dirimu.Menggenggam erat tanganmu
Sungguh ku tak rela.Takkan pernah ku lupakan dirimu
Takkan sanggup ku lupakan semua.Ku tahu kau tak tersenyum melihatku menangis.Maka sekuat tenagaku ku relakan saat kepergianmu

Kuliah ga harus,tapi perlu! (ga ada salhny di baca

Terinspirasi stlah kmrin malam bca twitterny @indrakatalis,alumni YOT campus ambassador IPB yg me-RT tmen'y yg ngetwitt kira2 bgni isiny "cape2 kuliah.si A (nama org sukses yg saya tdk mau sbut dsni) malh suruh keluar!
Saya g hbis pikir,ko ada org sukses yg blg kuliah itu gag perlu? Apa jdiny bngsa ini kalau tingkat pndidiknny rendh? Skrg aja indonesia msh sulit brsaing d tingkat global. . D south east asia aja kita bukn no 1, ga kebayang bangsa ini mw jadi apa -,-
stlah membca twitt trsb,saya membaca RT twit2 dari @billyboen yg isiny : "kuliah BUKAN untk ijasah.kuliah untk pndwsaan diri dn pikiran serta peluasan wawasan" @billyboen: untk yg menjdikan ga punya biaya sbg alasan g kuliah,bacabuku "9summers 10autumns" karya @iwan9s10A ! Saya jamin malu sndri. . Great book!
>@billyboen: ko ada org sukses blng kul ga perlu? KULIAH TIDK MENJAMIN SUKSES,TAPI MEMPERBESAR KESEMPATAN UNTK SUKSES! Apa jdiny bangsa ini kalo pndidikn jeblok? #mikir
bill gates yg dropped out aja bilang bahwa kuliah itu PERLU !
Trus ada yg bilang , "gampang ngsih aduice untk cri beasiswa,tp peluangny kcil.lg juga kuliah masi bisa d tunda kpn aja"
berikut replay @billbeon untk twit ini :
@billbeon: beasiswa peluangny kcil,brarti ADA kn? Dri awl skeptis (malas nyari) gmn mau sukses? Kuliah mw tunda nanti2 itu berarti anda trus menunda masa sukses anda! Anda pkir mash ingn brsenang2 d umur anda skrg. Sukses d usia muda lebih menynangkan! Pikirkan dri skrg,jika anda mampu tp anda trus saja menunda kuliah anda, tahun dpn belum tentu anda mampu lahir batin untk kuliah. Saya ga bilng HARUS kuliah.tp saya bilang PERLU kuliah!
Kuliah it ga harus. TAPI perlu. Jgn jadikn biaya sbgy alasn untk tdk kuliah. Sudh byk crita org miskin yg brusha keras akhrnya bsa kuliah. Beasiswa memg tdk sbyk mrka yg memerlukan. Jgn malas! Brusaha semaksimal mungkin untk dptin! Saya py prinsip, kalau ada 1 org yg bisa,brarti itu sudh bukn mjdi hal yg mustahil !
Jgn biarkn org2 sukses yg tdk percya dgn pndidikn membuat bangsa smkin trpuruk! Buat yg mampu,jgn males2n gunakan kesmptn slagi kalian bisa. Byk yg mw kuliah tp engga/blum bisa.
Sekian dn trimakasih